Rabu, 07 Januari 2015

 
Oct 7, 2014
     table_add Komen    email_go E-mail ke teman    share Bookmark & Share
RumahCom – Beberapa lokasi di Tanah Air berpotensi mengalami kejenuhan pasar akibat ancaman over supply dalam waktu dekat ini. Demikian pengamatan yang dilakukan Indonesia Property Watch (IPW) terhadap siklus pasar properti Indonesia.
Meskipun demikian tidak semua lokasi mengalami perlambatan, karena beberapa sektor di beberapa lokasi justru menunjukkan peningkatan, menyusul jenuhnya pasar properti di Jabodetabek.
Secara umum terlihat segmen hunian tapak mengalami pergeseran dari segmen atas ke segmen menengah (dengan harga Rp500 juta – Rp1 miliar); sedangkan di sektor apartemen, juga terjadi pergeseran ke segmen menengah (dengan harga Rp300 juta – Rp500 juta).
Fenomena Latah
IPW juga mengindikasi fenomena latah masih mewarnai pembangunan di Indonesia. Sebagai contoh, maraknya pengembangan apartemen menengah di wilayah Serpong dan Bekasi.
“Semua mengklaim mempunyai pasar potensial. Namun perlu kehati-hatian, ketika pasokan semakin banyak, sedangkan pasar tidak bertumbuh seperti yang diharapkan,” jelas Ali Tranghanda, Direktur Eksekutif IPW.
Fenomena apartemen muncul di Serpong, imbuh Ali, lantaran harga tanah yang semakin tinggi dan mengakibatkan pengembang memilih membangun hunian vertikal untuk mengoptimalisasi lahan. Sebaliknya, pasokan untuk rumah mewah semakin terbatas, karena harga sudah mencapai titik jenuh.
Di Bali, fenomena latah terlihat di sektor perhotelan yang juga telah terindikasi jenuh lantaran investor yang berlomba-lomba membangun. Aktivitas ini membuat harga tanah terkerek naik, namun tidak menyurutkan minat investor.
Di lain pihak, Indonesia Timur justru menunjukkan perkembangan yang cukup baik mengejar ketinggalan dari wilayah Barat. Surabaya dan Makasar, sebagai contoh, masih berpeluang untuk sektor komersial.
“Namun, tentunya ketika sebuah wilayah mempunyai potensi, maka biasanya fenomena latah akan kembali muncul dengan banyaknya investor yang ikutan masuk ke sektor yang sama di wilayah yang sama. Waspada akan batasan limitasi pasar seharusnya menjadi pertimbangan sehingga pasar properti lebih sehat dan solid,” tutur Ali.
Anto Erawan
Penulis adalah editor Rumah.com. Untuk berkomunikasi dengan penulis, Anda dapat mengirim email ke:antoerawan@rumah.com atau melalui Twitter: @AntoSeorang
Foto: Anto Erawan
Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar