Dec 11, 2014
RumahCom – Dalam menghadapi persaingan kerja menyusul pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 mendatang, tantangan seorang broker atau agen properti ternyata lebih dari sekadar sertifikasi. Apakah itu?
Nurul Yaqin, Ketua Kehormatan Asosiasi Real Estat Broker Indonesia (AREBI) Banten mengatakan, tantangan terbesar bagi dunia broker itu adalah terbatasnya pengetahuan dan keahlian atau keterampilan yang dimiliki seorang broker.
“Dunia atau profesi broker ini mudah dimasuki oleh siapapun, dengan latar belakang apapun. Sehingga tidak sedikit dari broker-broker ini yang hanya paham menjual saja, tetapi untuk knowledge dan skill di bidang ini mereka tidak punya. Ini lebih parah daripada soal sertifikasi,” kata Nurul ketika dihubungi Rumah.com, Rabu (10/12).
Nurul menjelaskan, seorang broker properti seharusnya memiliki data base yang tidak terbatas. “Data base ini bermacam-macam, dari data base prospek (pengembang), produk, dan data base konsumen. Dia harus memiliki jaringan yang luas,” terang dia.
Nurul yang juga menjadi anggota tim perumus rancangan standar kompetensi kerja nasional Indonesia (SKKNI) bidang jasa broker properti mengatakan, para agen harus meningkatkan kemampuan dan kepemilikan data base ini jika ingin dapat bersaing di masa perdagangan bebas 2015 mendatang.
Im Suryani
Penulis adalah reporter Rumah.com. Untuk berkomunikasi dengan penulis, Anda dapat mengirim email ke: imsuryani@rumah.com atau melalui Twitter: @ngingims
Penulis adalah reporter Rumah.com. Untuk berkomunikasi dengan penulis, Anda dapat mengirim email ke: imsuryani@rumah.com atau melalui Twitter: @ngingims
Foto: Dok. Rumah.com
Artikel Terkait:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar